Berita Terbaru

Akal Balao dan Balesu

CERITA KITA (13/11/2015) - Di sebuah rumah tua. Hiduplah sekelompok tikus dan seekor kucing. Hari demi hari jumlah tikus berkurang. Kucing selalu memangsa mereka. Suatu Hari " Tidak bisa dibiarkan kucing selalu memangsa kita!" kata ketua tikus. Semua terdiam. "Ada yang punya akal!" tanya ketua tikus kemudian.

"Saya, ketua!" seru Balao. Semua terkejut. Ketua tikus tersenyum. Ia berkata, "Silahkan, Balao."
"Kalau kita tidak mau dimangsa kucing, kita harus cepat tahu kedatangannya!" kata Balao tegas.
"Tentu saja pemalas! Tapi bagaimana caranya?" teriak seekor tikus mengejek. Balao tertunduk dan diam. "Huuuuuuuh!" teriak teman-teman lainnya.

"Diam!" bentak ketua tikus. "Kalian tidak boleh mengejek Balao. Dia sudah mengungkapkan idenya. Sekarang ada yang mempunyai ide lain?"
"Saya, ketua!" teriak Balesu
"Apa idemu?" tanya ketua tikus
"Usul Balao memang hebat, ketua," kata Balesu.
"Dasar pemalas!" teriak seekor tikus dari belakang.
"Yang lain tidak boleh bicara!" bentak ketua tikus lagi. Semua terdiam.

"Silahkan kau lanjutkan, Balesu," kata ketua tikus. Balesu pun melanjutkan. "Untuk dapat dengan cepat mengetahui kedatangan kucing, kita harus memberi tanda kepada kucing itu."
"Memberi tanda?" ketua tikus belum mengerti.
"Iya, ketua. Diberi lonceng pada lehernya," lanjut Balesu semangat. Ha,  ha, ha, ha . . ., semua tertawa. "Lalu siapa yang akan memasang lonceng itu di leher kucing?" teriak Ladoko, tikus yang selalu sirik.
"Kamiii!" jawab Balesu dan Balao. Semua terkejut, mereka tidak menyangka Balao dan Balesu ternyata punya keberanian. "Kami akan lakukan besok!" lanjut Balao dan Balesu kembali.

Mereka pun bubar. Semua menanti dengan berbagi tanda tanya. Apa yang akan mereka lakukan besok. Dari dulu Balesu dikenal sebagai teman akrab Balao. Mereka juga dikenal sebagai tikus pemalas. Sekarang mereka dikenal sebagai pemberani.

Kesesokan harinya, Balaoe dan Balesu sudah siap dengan loncengnya. Sementara tikus lain mengawasi dari kejauhan. Kucing sudak kelihatan. Dengan gesit kucing berlari hendak menerkam Balao dan Balesu.
"Stooop!" teriak Balao dan Balesu.
"Kenapa kau tidak lari, aku akan memangsamu!" kata kucing geram
"Ada sesuatu yang akan kusampaikan kepadamu kucing!" kata Balao.
Kucing terdiam, tidak mengerti.
"Kami para tikus sepakat untuk menangkapmu sebagai ketua kami yang baru!" kata Balesu segera. "Yah . . . Karena kaulah yang terkuat!" kata Balao menyambung.
"Jadi . . ., saya bisa memakan bangsamu, sesukaku?" tanya kucing gembira. Balao dan Balesu mengangguk, "Baik kalau begitu!" kata kucing senang. "Sebagai rasa hormat kami, kau harus mengenakan ini," Balao dan Balesu menyodorkan lonceng itu.
"Wah, ini lonceng yang bagus, Boleh Juga . . ." kata kucing bangga.

Tanpa pikir panjang lagi, sikucing membungkukkan badannya. Balao dan Balesu segera memasangkan lonceng itu ke leher kucing. Balao dan Balesu cepat-cepat kembali ke teman-temannya.
" Horeeeee . . . horeee . . . !! . . . hidup Balao . . . hidup Balesu . . . !!!" teriak kawan-kawan Balao dan Balesu.
. . . hei . . . kemana mereka?? . . . Mereka menghilang!!!" teriak kucing.

Setiap kucing datang, tikus-tikus kabur dan bersembunyi. Lama-lama kucing penasaran, karena selalu kelaparan.

Sejak saat itu, kucing selalu ketahuan jika akan memangsa mereka. Para tikus dapat kembali hidup dengan aman. Mereka sangat berterima kasih kepada Balao dan Balesu.

SEKIAN, TAMAT.

Post a Comment

Previous Post Next Post