Berita Terbaru

Cerita Harus Patuh kepada Orang Tua

CERITA KITA (13/11/2015) - Saladin adalah anak yang rajin. Ibunya sangat sayang padanya, karena ia ana satu-satunya. Setiap hari, Saladin selalu membantu ibunya mencari kayu bakar dan bahan makanan. Selain sayang, Saladin juga patuh pada ibunya.

Setiap hari, Saladin bermain di hutan. Teot...teot.., tiba-tiba seekor katak mendatanginya. ". . . hai Saladin! Hari ini, kamu . . . jangan membantu ibumu! Bermain saja dengan aku", bujuk si katak. Saladin heran, ternyata katak itu dapat berbicara.

Akhirnya, Saladin tidak mau membantu ibunya. ". . . ibu pergi saja sendiri, aku tidak mau membantu ibu lagi", kata Saladin.

Ibu Saladin sangat sedih karena Saladin membantah perintahnya. Akhirnya, ibu Saladin mencari kayu bakar sendiri. Ibu Saladin sangat takut berada di tengah hutan sendirian. Dan jauh terdengar kawanan burung aneh. Koak . . . koak . . . cuit . . . cuit . . . . Burung-burung itu sedang mencari mangsa. Koak . . koak . . koak . . . . .!

Ternyata burung-burung itu adalah . . .  sekawan burung raksasa. Ibu Saladin ketakutan. Kawanan burung raksasa itu menculik ibu Saladin.. dan membawanya ke tempat yang sangat jauh dan gelap. "Tolong . . . tolong . . . Saladin tolong ibu nak . . . !" Ibu Saladin berteriak-teriak.

Burung raksasa itu ternyata sakti dan jahat. Ia menyihir ibu Saladin . . . abra kadabra . . . ciiiiing . . . ibu Saladin berubah menjadi burung kecil.

Sampai sore hari . . . Ibunya belum pulang. Saladin takut ada sesuatu yang menimpa ibunya. Akhirnya, Saladin mencari ibunya. Ibu . . . ibu . . . ibu . . . dimanakah ibu . . . Ia berjalan sambil menangis. Lama Saladin . . . belum menemukan ibunya . . . Akan tetapi, ia menemukan rambut-rambut ibunya. Selain itu, ia juga menemukan bulu dan air liur burung.

Sepanjang malam, Saladin tidak bisa tidur. Ia berdo'a kepada Allah . . . agar ibunya segera pulang ke rumah. Tiba-tiba ada suara yang menyapanya . . . "Hai . . . . Saladin . . . jangan menangis. Carilah ibumu di hutan, ibumu diculik burung raksasa. Bawalah rambut ibumu dan air liur burung itu.
.....cliiiiik...! Peri burung itu menghilang.
Pada harinya, Saladin ke hutan. Mencari ibunya. Sepanjang jalan Saladin tampak lesu. Ia menyesal dan kecewa atas sifatnya akhir-akhir ini. Ia sering membantah perintah ibunya. Bahkan mengabaikannya. Asyik ia melamun . . . tiba-tiba krosaaaak . . . Saladin terpeleset masuk jurang.
". . . tolong . . . tolong . . .", teriak Saladin.
Jurang itu ternyata sangat dalam. Saladin pingsan beberapa lama. Setelah sadar, ia sekujur badannya terasa sakit. Ia melihat disekitarnya berserakan tulang-tulang manusia.
Hii . . . dimana aku ini . . .?
"Koak . . . koak . . . koak . . . Hai teman-teman ada santapan lezat . . .!" Burung raksasa itu
"Haiii anak kecil . . .mau apa kamu ke sini?" tanya burung raksasa itu.
"Aku mau mencari ibuku, Pasti kalian yang menculiknya!" jawab Saladin.
"Saladin . . . ibu di sini nak!" tiba-tiba terdengar suara yang lemah. Itu suara ibuku. Saladin celingukan mencari ibunya, tetapi yang ada hanya burung kecil.
"Saladin . . . gunakan rambut ibu untuk melawan burung-burung jahat itu!"

Tiba-tiba Saladin timbul keberaniannya. Ia mengambil beberapa helai rambut ibunya yang dibawanya dari rumah. Seketika rambut ibu Saladin berubah menjadi cambuk api. Saladin mencambuki burung-burung raksasa itu. "Ceter . . . ceter . . ."

Burung raksasa itu kesakitan. Mereka lari ketakutan, akhirnya menghilang. Saladin segera membebaskan burung kecil itu. "Saladin . . . berikan air liur burung raksasa itu," kata burung kecil. Burung kecil itu segera menelan air liur burung raksasa.

. . . cling . . . seketika burung kecil itu berubah menjadi . . . ibu Saladin. Saladin sangat gembira. Ibunya telah kembali. Saladin meminta maaf kepada ibunya. Saladin berjanji . . . akan mematuhi perintah ibunya.

SEKIAN, TAMAT

Post a Comment

Previous Post Next Post