Berita Terbaru

Si Kecil Yang Pemberani

CERPEN KITA (22/11/2015) - Koloni semut membuat sarang di dalam tanah. Mereka bekerja siang malam. Cici, si semut kecil tak mau ketinggalan. Dia bekerja dengan giat. Ratu semut merasa gembira, menyaksikan raknyatnya rajin bekerja. Mereka hidup rukun, aman dan bahagia dalam sarang.

Ratu semut mulai bertelur. Cici dan teman-temannya bertugas menjaga telur. Mereka harus hati-hati, agar telurnya tidak pecah sebelum waktunya menetas. Semut-semut dewasa mencari makanan. Mereka berjalan menuju hutan, sambil bernyanyi riang. Tak jauh dari tempat itu tampak Balo. Si gajah gendut itu sedang duduk melepaskan lelah. Pantatnya yang besar dijatuhkan ke tanah, sehingga menggetarkan tanah sekitarnya.

Getarannya yang keras itu terasa sampai dalam sarang. Semut-semut kecil itu ketakutan. Mereka berlari pontang panting. "Ada gempa . . .!" teriak mereka. "Teman-teman, kita harus menyelamatkan telur-telur ini!" kata Cici.

Tiba-tiba lubang sarang tertutup rapat. Udara terasa pengap, semut-semut sulit bernafas. Ratu semut panik. "Apa yang terjadi?" tanya Ratu."Ijinkan saya melihat ke atas, Ratu." kata Cici. "Baiklah, tetapi kamu harus hati-hati." kata Ratu.

Hampir semua lorong telah tertutup rapat. Dengan susah payah, akhirnya Cici sampai di atas. Ia sangat terkejut melihat si Balo duduk di pintu sarangnya. "Hai Balo, janganlah duduk di situ!" tegur Cici. "Hai semut kecil! Siapa kamu? Beraninya mengganggu istirahatku!" jawab Balo marah. "Nama ku Cici, Kamu telah menutup sarang kami. Tolong, pindahlah dari tempat itu. Kalau tidak, semua teman ku akan mati.". "Aku tidak mau pindah dari tempat ini! Aku mau tidur di sini!" kata Balo tak peduli.

Cici mulai bingung. Gajah gendut itu tidak mau pergi. Sekarang ia tidur pulas. Cici yang kecil itu tidak mungkin mendorong tubuh gajah yang besar. "Aku harus mencari akal untuk menolong teman-temanku!" pikir Cici.
Si Balo semakin lelap. Cici mengumpulkan seluruh kemampuannya. Dengan cepat ia melompat. Cici masuk ke dalam telingan Balo, kemudian menggigitnya. Balo kaget, kesakitan. Ia bangun, lalu lari ketakutan.
Pintu sarang telah terbuka. Teman-teman Cici merasa lega. Kini mereka bisa menghirup udara segar kembali. Hati-hati Cici keluar dari telingan Balo. Ia berjalan menuju sarangnya. Ratu semut dan teman-temannya menyambut gembira.
"Cici, kamu semut kecil yang pemberani!" puji Ratu. Cici hanya tersipu, ia merasa senang telah dapat menolong koloninya.

Semut dewasa telah tiba, mereka membawa aneka makanan lezat. Semut-semut kecil menyambutnya dengan gembira. Koloni semut bersyukur karena sarang mereka terlepas dari bahaya. Mereka berpesta dan bersuka ria.

SEKIAN, TAMAT

Post a Comment

Previous Post Next Post