Berita Terbaru

Tupai dan Elang

CERPEN KITA (15/11/2015) - Seekor tupai menempel pada buah durian. Gigi-giginya yang runcing mengerat kulit durian. Membuat lubang, agar  mudah memakan daging bijinya. Setalah kenyang, tupai berminat keluar dari lubang. Ketika kepalanya melongok ke luar, ia terkejut pada elang sedang memperhatikannya. Elang segera hinggap di dahan. Dengan garang elang mematuk-matuk tangkai buah durian. Tiba-tiba mecasa melayang, dan tubuhnya terguncang-guncang.

Tupai mengintip ke luar lubang. Elang sudah terbang, tetapi . . . Sepasang mata serigala kelihatan menyatala. Tupai takut sekali. Serigala mengendus bau tupai dalam buah durian. Buah durian ditendang ke sana-ke mari. Tupai semakin takut, tetapi tidak berani ke luar.

Akhirnya serigala tertidur karena kelelahan. Tupai keluar dan melihat serigala yang lelap.
"Selamat tidur, serigala. Hi . . . hi . . . kau masih lapar, bukan?".
Tupai segera lari menyelamatkan diri sebelum serigala bangun. Elang ternyata melihat tupai keluar dari durian. Maka . . . ssseeeettt . . . . . Ternyata tupai cukup waspada dan berkelit. Elang terjerambah ke tanah. Tupai lolos dari sasaran elang. Tupai lari lagi dengan kencang.

Tupai lari ke rumpun bambu. Elang memburu dengan memasang cakarnya yang tajam. Dengan ganar elang menyambar. Tetapi, tupai lebih cepat masuk dalam sarangnya. Tupai kelelahan setelah seharian dikejar elang. Tupai segera terlelap, tetapi itu tidak lama. Sayup-sayup terdengar suara tangis. Tupai mendengarkan dengan seksama. Matanya berkedip-kedip.
"Ha, itu pasti suara elang. Benarkah?"

Meskipun masih setengah takut, tupai mendekati elang.
"Astaga . .!" Seru tupai. Elang tersangkut pada ranting bambu yang tajam.
"Aduh, sakit . . . sayapku, sakit sekali . . .!" elang menjerit.
"Kenapa, elang?" tanya tupai
"Tolong . . ., tupai. Tolong lepaskan aku dari sini!" pinta elang mengiba.
"Kalau aku  menolong, apa kamu masih akan memangsa ku?" tanya tupai.
"Oh, tidak. Aku janji tidak akan memangsamu dan teman-temanmu!" Jawab elang. Tupai percaya.

Tupai jantan mengajak tupai betina dan anaknya untuk menolong elang.
"Elang, engkau terlalu berani menerobos wilayah ku . . ." kata tupai kepada elang.
"Aku lapar sekali. Aku jadi ceroboh dan tidak tahu kalau rumpun bambu ini banyak rantingnya yang tajam. Tupai, aku sangat berterima kasih kalian mau menolong ku" kata elang.
"Berterima kasihlah kepada Allah SWT, karena Allah SWT yang mengatur segalanya," jawab tupai dengan tersenyum. Elang pun menangin karena terharu dengan kata-kata tupai.

Sejak itu, tinggallah elang bersama tupai karena elang demam. Tupai dan keluarganya merawat elang dengan telaten. Penuh kasih sayang. Elang diobati lukanya dan diberi makanan kesukaannya. Anak tupai pun ikut membantu menyediakan keperluan elang.

Elang pun sembuh. "Tupai, engkau memang hewan yang baik hati, Engkau tidak punya dendam dan dengki. Engkau pantas jadi sahabat ku. Tetapi aku tidak tahu, apakah aku pantas jadi sahabatmu?" tanya elang,
"Elang, engkau tidak perlu terlalu menyesali diri. Tentu saja engkau pantas jadi sahabatku," jawab tubap penuh bijak. Setelah berterima kasih kepada keluarga tupai, elang pun pergu mengembara lagi.
Sebagai tanda terima kasih dan persahabatan ellang sering mengunjungi sarang tupai. Kadang elang membawakan buah kelapa kesukaan keluarga tupai.

SEKIAN, TAMAT

Post a Comment

Previous Post Next Post